“Maka tunggulah hari ketika langit membawa asap yang nyata, yang meliputi manusia. Inilah adzab yang pedih.” (Ad-Dukhan: 10-11). Maknanya, tunggulah orang-orang kafir itu –wahai Muhammad – pada hari di mana langit mendatangkan asap yang nyata lagi jelas, yang menutupi serta meliputi manusia. Ketika itu, dikatakan kepada mereka: “Inilah adzab yang pedih”, sebagai celaan dan cercaan keras terhadap mereka.
Tentang apa yang dimaksud dengan ad-dukhan ini, apakah sudah terjadi atau merupakan tanda yang masih ditunggu terjadinya, ada dua pendapat ulama:
1. Ad-dukhan ini adalah apa yang menimpa kaum Quraisy berupa kesempitan hidup dan kelaparan yang terjadi ketika Nabi sallallahu’alaihiwassallam mendoakan kejelekan bagi mereka karena tidak mau memenuhi dakwah beliau. Mereka melihat sesuatu seperti asap di langit.
Pendapat inilah yang dipegang Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu, dan diikuti sekelompok salaf. Beliau radhiallahu’anhu berkata: “Ada lima perkara yang telah berlalu: Al-lizam, Romawi, albathsyah, bulan, dan asap.”
2. Asap ini merupakan salah satu tanda yang masih ditunggu, dan belum terjadi. Hal ini akan terjadi mendekati datangnya hari kiamat. Pendapat inilah yang dipegang Ibnu ‘Abbas dan sebagian sahabat dan tabi’in. Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Abdullah bin Abi Mulaikah, dia berkata: “Suatu hari, aku bersama Ibnu Abbas di waktu pagi. Dia berkata: ‘Aku tidak tidur tadi malam hingga subuh.’ Aku bertanya: ‘Mengapa?’
Dia berkata: ‘Mereka mengatakan, bintang Dzu Dzanbin telah terbit. Aku khawatir ad-dukhan telah muncul, maka aku tidak tidur hingga subuh’.”
Dan begitu pula pendapat orang yang menyepakatinya dari kalangan sahabat dan tabi’in seluruhnya, bersamaan dengan adanya hadits-hadits yang shahih maupun hasan dan selainnya… yang mengandung kecukupan dan dalil yang jelas bahwa addukhan adalah salah satu tanda yang belum terjadi, dan sekaligus juga itulah dzhahir Al-Qur`an. Allah subhanahuwata’ala berfirman: “Maka tunggulah hari ketika langit membawa asap yang nyata.” (Ad-Dukhan:
10)
Sebagian ulama mengompromikan riwayat-riwayat ini dengan menyatakan bahwa itu adalah dua asap. Salah satunya sudah terjadi, sedangkan yang kedua –yang muncul menjelang hari kiamat– belum. Yang sudah muncul adalah yang dilihat oleh bangsa Quraisy layaknya asap, namun bukan asap hakiki, yang terjadi ketika munculnya tanda-tanda hari kiamat.
Adapun yang belum terjadi, asapnya akan memenuhi antara langit dan bumi. Asap itu akan menyebabkan seorang yang beriman akan terkena semacam selesma (flu), sedangkan orang kafir akan tembus pendengarannya’.”
(Diambil dari Asyrathus Sa’ah, hal.383-388)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar